Minggu, 20 September 2020

MENGIDENTIFIKASI JENIS IKAN

menurut UU No. 45 Tahun 2009, ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan. Pengertian ikan meliputi Ikan bersirip (Pisces); Udang, rajungan, kepiting dan sebangsanya (Crustacea); Kerang, tiram, cumi-cumi, gurita, siput dan sebangsanya. (Mollusca); Ubur-ubur dan sebangsanya (Coelenterata); Teripang, bulu babi dan sebangsanya.(Echinodermata); Kodok dan sebangsanya (Amphibia); Buaya, penyu, kura-kura, biawak, ular air dan sebangsanya (Reptilia); Paus, lumba-lumba, pesut, duyung dan sebangsanya (Mammalia); Rumput laut dan tumbuh-tumbuhan lain yang hidupnya dalam air (Algae); dan biota perairan lainnya yang ada kaitannya dengan jenis-jenis tersebut diatas termasuk dalam kategori ikan (Anonim, 2011).
Keanekaragaman jenis ikan (Pisces) di Indonesia sangat tinggi, sedikitnya terdapat 7.000 jenis baik ikan laut maupun tawar. Untuk menentukan berapa jumlah jenis tersebut maka dibutuhkan suatu keahlian bidang taksonomi (Biosistematik). Salah satu bagian penting dari taksonomi adaah Teknik Identifikasi. Dalam pelaksanaannya, mengidentifikasi suatu jenis ikan bukanlah hal yang mudah karena memerlukan suatu metoda, peralatan tertentu (kaliper, kaca pembesar, mikroskup, dan lainnya); buku atau pustaka mengenai taksonomi, pengenalan jenis, dan pustaka terkait (Haryono, 2009).
Deskripsi terhadap setiap jenis yang ditemukan dilakukan berdasarkan metoda konvensional. Pengukuran menggunakan kaliper digital meliputi panjang standar (SL), panjang total (TL), panjang sebelum sirip punggung, panjang sebelum sirip perut, panjang sebelum sirip dubur, dan sebagainya.
Data meristik yang dihitung meliputi jumlah sisik pada bagian tubuh tertentu dan jumlah jari-jari sirip, diantaranya jumlah sisik pada gurat sisi, jumlah sisik sebelum sirip punggung, jumlah sisik melintang badan, jumlah sisik pada pangkal ekor; jumlah jari-jari pada sirip punggung, sirip dubur, sirip dada dan yang lainnya (Anonim, 2010).
Identifikasi merupakan kegiatan untuk mencari dan mengenal ciri-ciri yang beraneka ragam dari individu-individu. Kemudian mencari perbedaan-perbedaan yang mantap sifatnya diantara individu-individu yang nampaknya sama. Identifikasi Ikan mungkin menjadi cukup sulit dilakukan oleh orang kebanyakan. Saat identifikasi hanya mengandalkan pola warna (colour pattern) hal ini tidak dapat dijadikan sebagai acuan, mengingat warna dapat saja berubah berdasarkan atas umur individu, maupun kondisi phisiologis dari ikan tersebut.  Karakter penting untuk identifikasi ikan juga meliputi jumlah dari spine,dan rays pada sirip yang berbeda, jumlah sisik sepanjang linea lateralis, bentuk kepala, bentuk sirip, dan lain sebagainya (Taufik, 2011).
Identifikasi atau determinasi pada umumnya dilakukan dengan urutan sebagai berikut : (1) Penggunaan kunci pendahuluan untuk mencari sub-kelas, ordo dan familia; (2) Penggunaan kunci untuk mencari genus dan species, apabila dapat memperoleh monografi atau publikasi fauna yang mutakhir; (3) Pencocokan atau penyesuaian dengan katalog dan bibliografi (sumber literatur) lain yang diterbitkan paling mutakhir; (4) Pencocokan dengan deskripsi yang asli; dan (5) Pembandingan dengan tipe specimen yang ada (Anonim, 2011).

 


Jenis ikan air laut, misal ikan teri memiliki ciri fisik dengan ukuran kecil, hidup berkoloni, dengan tubuh berwarna putih dengan garis berwarna perak. Dalam hubungannya dengan budaya para nelayan, ikan teri merupakan salah satu komoditas hasil melaut dan dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan khas setempat, misalnya menjadi ikan asin yang merupakan bahan makanan khas di daerah tersebut dan dapat dijual secara luas di pasaran sebagai sumber ekonomi.


Jenis ikan air tawar, misalnya ikan lele dengan ciri khusus hidup di daerah berlumpur atau sungai, tubuh berwarna gelap dan tanpa sisik, memiliki sungut dan sirip leher yang tajam. Dalam hubungannya dengan budaya, ikan lele menjadi komoditi perikanan yang besar karena lele mudah dibudidayakan. Dengan demikian, muncul berbagai makanan olahan berbahan dasar lele yang dijadikan sumber ekonomi khas di daerah yang mengembangkan produksi ikan lele.

Teknik Identifikasi Ikan Identifikasi adalah tugas untuk mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomik individu yang beraneka ragam dan memasukkannya ke dalam suatu takson. Pengertian identifikasi berbeda sekali dengan pengertian klasifikasi. Identifikasi berkaitan erat dengan ciri-ciri taksonomik dan akan menuntun sebuah sampel ke dalam suatu urutan kunci identifikasi, sedangkan klasifikasi berhubungan dengan upaya mengevaluasi sejumlah besar ciri-ciri. Menurut Mayr dan Ashlock (1991), klasifikasi merupakan penataan hewan-hewan ke dalam kelompokkelompok berdasarkan kesamaan dan hubungan di antara mereka. Ditinjau dari segi ilmiah, identifikasi sangat penting artinya karena seluruh urutan pekerjaan selanjutnya tergantung kepada hasil identifikasi yang benar dari suatu sampel yang sedang Seiring dengan perkembangan teknologi, godaan untuk menggantikan satu varietas ikan bermutu tinggi dengan alternatif ikan bermutu murah dapat menjurus kepada suatu kecurangan. Kesukaran membedakan antara species ikan yang berlainan bila hanya jaringan otot atau daging yang tersedia,sudah diketahui. Penggunaan analisis biokimia seperti elektroforesis dapat dimanfaatkan untuk membedakan species yang berlainan (DKP, 2011). Identifikasi juga sangat dibutuhkan untuk memperoleh informasi lahan baru yang tepat untuk kegiatan pembenihan/pengindukan dengan mempertimbangkan tidak hanya kondisi geomorfologi dan fisiografis juga pola pengembangan ke depan suatu kawasan (DKP, 2011). 6 Identifikasi atau determinasi pada umumnya dilakukan dengan urutan sebagai berikut, penggunaan kunci pendahuluan untuk mencari sub-kelas, ordo dan familia, penggunaan kunci untuk mencari genus dan species, apabila dapat memperoleh monografi atau publikasi fauna yang mutakhir, pencocokan atau penyesuaian dengan katalog dan bibliografi (sumber literatur) lain yang diterbitkan paling mutakhir, pencocokan dengan deskripsi yang asli, dan pembandingan dengan tipe specimen yang ada (DKP, 2011). Tugas identifikasi ini penting artinya ditinjau dari segi ilmiah, sebab seluruh urutan pekerjaan berikutnya bergantung seratus persen kepada identifikasi yang benar sesuatu species yang sedang diselidiki (DKP, 2011). Hal-hal yang harus diperhatikan untuk identifikasi ikan ialah sifat-sifat, ciriciri (tanda) bentuk ikan ataupun bagian-bagian anatomi ikan. Tujuan pemisahan hal-hal tersebut adalah untuk menyusun kunci identifikasi,sehingga dengan mudah menuju ke taxon-taxon (aturan) yang akan dicari,yaitu dengan cara melakukan pilihan-pilihan (alternatif) (DKP, 2011). 

Menurut Haryono (2009), adapun cara pengukuran dan perhitungan ikan adalah sebagi berikut. 2.1.1 Pengukuran 
- Panjang Total (PT): Merupakan ukuran tubuh terpanjang yang diukur mulai moncong terdepan sampai jari-jari sirip ekor terpanjang.
 - Panjang Standar (PS): Ukuran panjang ini banyak digunakan oleh para taksonomis, diukur mulai moncong terdepan sampai pangkal sirip ekor.
 - Tinggi Badan (TB): Diukur pada bagian tubuh yang tertinggi namun tidak termasuk sirip. Biasanya pada awal sirip punggung sampai ke pangkal sirip perut. 
- Panjang Pangkal Ekor (PPE): Diukur mulai bagian akhir dari pangkal sirip dubur sampai pertengahan pangkal sirip ekor.
 - Tinggi Pangkal Ekor (TPE): Merupakan bagian yang paling rendah dari pangkal ekor. 
- Panjang di Depan Sirip Punggung (PDP): Diukur mulai moncong terdepan sampai awal dari pangkal jari-jari sirip punggung pertama. 
- Panjang Pangkal Sirip Punggung (PPP) atau Sirip Dubur (PPD): Diukur mulai pangkal jari-jari pertama sampai pangkal jari-jari sirip terakhir. 
- Tinggi Sirip Punggung (TSP) atau Sirip Dubur (TSD): Diukur berdasarkan jari-jari sirip yang terpanjang mulai dari pangkal sampai ujungnya.
Panjang Sirip Dada (PSD) atau Sirip Perut (PSP): Panjang ini diukur mulai dari pangkal sirip sampai ujung filamen terpanjang. 
- Panjang Kepala (PK): Diukur dari ujung bibir atas sampai bagian paling belakang dari tutup insang. 
- Lebar Kepala (LK): Merupakan bagian yang paling lebar dari jarak antar kedua tutup insang. 
- Tinggi Kepala (TK): Diukur mulai dari pertengahan kepala sampai pertengahan dada. 
- Panjang Moncong (PM): Diukur mulai ujung moncong sampai awal kelopak mata. 
- Diameter Mata (DM): Merupakan jarak paling lebar dari mata 
- Panjang Rahang Atas (PRA): Diukur mulai ujung bibir atas sampai bagian akhir tulang rahang atas




Tidak ada komentar:

Posting Komentar